Salo/Sumalo adalah nama tari tertua di daerah Nusa Utara (Sangihe),
lahir pada permulaan abad ke 14, berasal dari
Saluhang /Salurang, dahulu Salurang (Tabukan Selatan) adalah pusat pemerintahan Tampunganglawo. Para penarinya menggunakan pedang, dan dilakukan oleh kaum pria. Tari ini bagi para leluhur dilakukan dalam menghadapi Musuh, tapi saat ini Tari ini diadakan untuk menghormati para leluhur dan sering juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Pemerintah. Saat ini Tarian ini dilaksanakan pada hari-hari penting menurut budaya Sangihe, seperti pada tanggal 1 januari, menyambut tahun baru dan pada pesta ada Tuluude. Di daerrah Salurang dikenal dengan nama Salo dukumanu, dukumanu yang artinya bulu ayam, yang digunakan pada pelindung kepala. Bulu ayam jantan yang melambangkan keberanian, bulu ayam diselipkan di pelindung kepala (Helmet) yang pada awalnya milik para tentara portugis yang datang ke daerah Nusa Utara pada tahun 1500. Di saat bangsa Portugis dan eropa mencari daerah baru, era penjelajahan. Para penari Salo menggunakan pelindung kepala ini sebagai rasa bangga karena berhasil mengalahkan tentara Portugis.
Saluhang /Salurang, dahulu Salurang (Tabukan Selatan) adalah pusat pemerintahan Tampunganglawo. Para penarinya menggunakan pedang, dan dilakukan oleh kaum pria. Tari ini bagi para leluhur dilakukan dalam menghadapi Musuh, tapi saat ini Tari ini diadakan untuk menghormati para leluhur dan sering juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Pemerintah. Saat ini Tarian ini dilaksanakan pada hari-hari penting menurut budaya Sangihe, seperti pada tanggal 1 januari, menyambut tahun baru dan pada pesta ada Tuluude. Di daerrah Salurang dikenal dengan nama Salo dukumanu, dukumanu yang artinya bulu ayam, yang digunakan pada pelindung kepala. Bulu ayam jantan yang melambangkan keberanian, bulu ayam diselipkan di pelindung kepala (Helmet) yang pada awalnya milik para tentara portugis yang datang ke daerah Nusa Utara pada tahun 1500. Di saat bangsa Portugis dan eropa mencari daerah baru, era penjelajahan. Para penari Salo menggunakan pelindung kepala ini sebagai rasa bangga karena berhasil mengalahkan tentara Portugis.
Salah
satu benda peninggalan sejarah yang masih bisa ditemukan/diselamatkan
di tanah Sangihe. Saksi sejarah keberanian para leluhur di tanah Sangihe
melawan tentara Portugis. Helmet tentara portugis yang dikenal dengan
nama Conquistadors para tentara yang berpetualang menemani para
penjelajah bermaksud menemukan daerah2 baru di tahun 1500 an. Sebagai
sebuah kebanggaan telah menang dalam pertempuran
para Leluhur Sangihe memakai Helmet tersebut dalam tarian perang Salo.
Tari Salo masih bisa dinikmati saat ini. Dilakukan saat hari 2 penting
dalam kebudayaan Sangihe. Seperti menyambut tahun baru dan pesta adat Tulude.
Sumber : Stenly Pontolawokang
https://www.facebook.com/groups/108224745893/10152548638560894/
Sumber : Stenly Pontolawokang
https://www.facebook.com/groups/108224745893/10152548638560894/
0 comments:
Post a Comment